Header Ads

Breaking News
recent

PRINSIP-PRINSIP DALAM PENYUSUNAN PIDATO

PRINSIP-PRINSIP DALAM PENYUSUNAN PIDATO



LATAR BELAKANG

Salah satu ragam berbicara yang sering digunakan dalam penataran, peringatan, seminar dari dahulu hingga saat ini adalah retorika atau pidato. Pidato merupakan suatu hal yang sangat penting, baik waktu sekarang maupun pada waktu yang akan datang, karena pidato merupakan penyampaian dan penanaman pikiran, informasi, atau gagasan pembicara kepada khalayak ramai.
Peranan pidato dalam menyampaikan ide atau informasi secara lisan pada kelompok massa merupakan aktivitas yang sangat penting,baik masa lalu maupun masa yang akan datang. Seorang yang sudah mahir berbicara di depan umum akan dengan mudah menguasai massa dan menawarkan ide-idenya agar dapat diterima orang lain.
Ada banyak sekali jenis pidato saat ini, namun yang perlu diperhatikan adalah prinsip-prinsip dalam menyusun pidato itu sendiri, dimana kita mulai dengan memperhatikan tujuan atau pokok utama dari pidato itu sendiri, yang isinya saling bertautan, menyatu antar bagiannya, serta penitikberatan dalam inti pidato tersebut. Sehingga pada akhirnya pesan pidato tersebut dapat diterima dan menjadi pidato yang efektif bagi segala kalangan.


PRINSIP MENYUSUN PIDATO

Pada dasarnya saat ini banyak sekali jenis pidato yang populer baik dikalangan remaja, hingga orang tua, dimana semuanya menggunakan gaya dan tujuan retorika yang sangat kompleks. Namun pada intinya prinsip dalam menyusun pidato sama satu sama lainnya, hanya dalam pembawaannya saja yang berbeda-beda tergantung pada siapa yang membawakannya.

Banyak cara menyusun pesan pidato, namun yang terpenting adalah semuanya harus didasari dengan tiga prinsip komposisi menyusun pidato. Prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh organisasi pesan. These three great rhetorical principles, kata Raymond S. Ross, dalam buku Jalaluddin Rakhmat have a profound bearing upon how we should organize massages. Prinsip-prinsip tersebut adalah kesatuan (unity), pertautan (coherence) dan titik-berat (emphasis).

Semuanya akan dijabarkan satu persatu, untuk memberikan pemahaman mengenai prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun naskah pidato.

1.KESATUAN (UNITY)

Penyusunan pidato terdiri dari tujuan, isi kandungan, dan bagiamana sifat dari pesan pidato tersebut. Dalam hal tujuan, sebuah pidato harus memiliki satu tujuan yang pasti dan jelas, jangan sampai dari audiens setelah mendengar pidato yang disampaikan justru mempunyai persepsi yang berbeda-beda.

Aristoteles yaitu pernah membandingkan komposisi sebagai satu tubuh. Seluruh gubahan harus merupakan kesatuan yang tidak dapat dicerai beraikan. Anggota yang satu melengkapi anggota yang lain. Hilangnya satu bagian anggota tubuh menyebabkan bentuk yang rusak dan tidak lengkap. Komposisi yang baik harus merupakan kesatuan yang utuh. Ini meliputi kesatuan dalam isi, tujuan dan sifat(mood).

Dalam isi, harus ada gagasan tunggal yang mendominasi seluruh uraian, yang menentukan dalam pemilihan bahan-bahan penunjang. Bila tema kita ialah Pembuktian Ada Tuhan Secara Filosofis, maka kita tidak membicarakan sifat-sifat Tuhan, macam-macam Tuhan, atau dalil-dalil agama tentang adanya Tuhan. Di sini kita mungkin hanya membicarakan argumentasi ontologis, teleologis, kosmologis dan moral (dari Immanuel Kant).

Komposisi juga harus mempunyai satu macam tujuan. Satu di an­tara yang tiga menghibur, memberitahukan, dan mempengaruhi harus dipilih. Dalam pidato mempengaruhi (persuasif) boleh saja kita menyampaikan cerita-cerita lucu, sepanjang cerita lucu menambah daya persuasi pembicaraan. Bila cerita lucu itu tidak ada hubungannya dengan persuasi, betapa pun menariknya ia harus kita buang;. Dalam pidato informatif, anekdot dipergunakan dengan pertimbangan dapat memperjelas uraian.

Kesatuan juga harus tampak dalam sifat pembicaraan (mood). Sifat ini mungkin serius, informal, formal, anggun, atau bermain-main. Ka­lau anda memilih sifat informal, maka suasana formalitas harus mendominasi seluruh uraian. Ini menentukan pemilihan bahan, gaya bahasa atau pemilihan kata-kata. Misalnya dalam suasana informal, gaya pidato seperti bercakap (conversational) dan akrab (intimate).

Untuk mempertahankan kesatuan ini bukan saja diperlukan ketajaman pemikiran, tetapi juga kemauan kuat unhrk membuang hal-hal yang mubazir. Sering kali orang digoda untuk memasukkan bahan yang menarik, walaupun kurang berfaedah. Kurangnya kesatuan akan menyebabkan pendengar menggerutu, ngawur bertele-tele, tidak jelas apa yang dibicarakan, meloncat-loncat.

2.PERTAUTAN (COHERENCE)

Pertautan merupakan urutan bagian dari uraian yang berkaitan antara kalimat satu dengan kalimat yang lainnya. Dimana antara satu dengan yang lain berhubungan untuk menjelaskan pokok masalah, sehingga keseluruhan masalah atau pembicaraan dapat dimengerti dengan jelas oleh orang lain. Tetapi, yang perlu diperhatikan adalah jika pertautan kalimat satu dengan yang lainnya terlalu jauh bedanya bahkan penyampaiannya tidak jelas, maka tidak akan didapatkan kejelasan yang baik. Gagasan yang diuraikan tanpa pertautan yang jelas tidak dapat dipahami dan dimengerti dengan jelas oleh orang lain.
Prinsip susunan pidato “pertautan” ini harus didasari oleh pikiran yang kreatif, kritis dan inovatif serta serius dalam perencaan. Jika dalam perencaan tidak serius, tidak tahu pokok yang ingin dibicarakan apa, maka akan terjadi kebingungan dalam menyampaikan apalagi dengan yang mendengarkan. Pidato berarti kita sedang berdiri di depan khalayak, ada dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu, pertama : kita merasa sebagai seorang orator ulung seperti bung Karno, atau kedua : tiba-tiba lemas, seluruh tubuh mati rasa, hafalan yang sudah dihafalkan hilang. 
Dalam bahasa Indonesia seperti majas pertautan yaitu kata-kata berkias yang bertautan (berasosiasi) dengan gagasan, ingatan atau kegiatan panca indera pembicara atau penulisnya. Terdapat berbagai macam bentuk majas pertautan:

1.Metominia atau netonimia
Adalah ungkapan yang menyatakan suatu pengertian dengan kata-kata yang sebenarnya dengan kata yang ditautkan atau yang berhubungan dengan kata tersebut. Contoh
–si kaos merah berusaha mencetak gol. (Orang yang berkaos merah)
–si kulit bundar ditendang ke ujung lapangan
–Atlet andalan kita mendapatkan perak.

2.Sinekdok

adalah majas pertautan yang menyatakan pengertian yang bersifat meluas atau menjadi sempit. Sinekdok menjadi dua:
-Sinekdok pars prototo
Yaitu majas pertautan yang mengucapkan sebagian tetapi mencakup keseluruhan.
?Sudah 2 hari ia tidak menunjukkan batang hidungnya. ( dirinya)

-Sinekdok Totem Proparte
Yaitu majas pertautan yang menyebutkan keseluruhan tapi hanya sebagian yang dimaksud.
?Indonesia kembali mempertahakan piala Thomas. (Tim Bulu Tangkis).

3.Alusio
Adalah majas pertautan yang berupa penunjukan secara langsung atau sindiran tentang suatu peristiwa, hal , tokoh berdasakan ucapan umum (ungkapan pantun peribahasa dan lain-lain) Yang ada kalanya tidak diselesaikan.
?Kalau tidak tahu jangan diam. Malu bertanya….

Marcus Tillius Cicero ( 106-43 SM), menyatakan ada 6 cara untuk menyusun retorika, pertama pembukaan, kedua narasi, ketiga pembagian keadaan topic, keempat menghadirkan bukti, kelima mencari kekeliruan apa yang terjadi, keenam penutup. Pertautan ini sendiri sangat membantu 6 cara penyusunan pidato ini.
Contohnya adalah ketika seseorang ingain menyampaikan tentang islam multicultural di Indonesia, bisa pake latar belakang dulu untuk mempertautakan dengan pokok pembahasan.
“keberagaman merupakan sebuah keniscayaan yang harus dihargai sekaligus dipelihara, sebagai khazannah membangun kebersamaan. Karena keberagaman ini merupakan kenyataan yang telah ditetapkan oleh tuhan yang maha esa. Harus diakui bahwa mutikutural kebangsaan Indonesia belum sepenuhnya dipahami oleh segenap warga Indonesia, sebagai anugrah terindah tuhan, setiap manusia lahir dengan berbeda fisik maupun non fisik. Multicultural tidak secara otomatis diiringi dengan penerimaan positif, sangat memperihatinkan ketika kita saksikan konflik yang terjadi hanya dipersoalkan tidak bisa saling menghargai dan memahami yang berbeda. Untuk itu sangat penting sekali membangun kesadaran nersama bahwa kita ( bhineka tunggal ika) berbeda namun tetap satu juga. Jangan kita merasa paling hebat disbanding yang lainnya. Seperti Afatheid Afrika selatan yang menganggap ras kaos kasoid lebih mulia disbanding ras negroid. Fasisme Jepang ajaran Hirohito menganggap bangsanya lebih pantas memimpin dunia. Doktrin James Monrou “Amerika is on Amerika” menganggap bahwa Amerika paling baik dari bangsa lain. Alhasil faham-faham tersebut tidak menghargai adanya pluralistas dan multicultural. Namun islam sangat menghargai san menjujung tinggi multicultural. Maka tertarik hati ingin menyampaikan pidato yang berjudul “islam multicultural di Indonesia” .”

3.MENITIKBERATKAN (EMPHASIS)

Pembicaraan dalam suatu pidato agar mudah diikuti dan dipahami oleh para pendengar harus bisa menunjukkan pada mereka, bagian mana yang penting atau  hal-hal yang harus diperhatikan.

Hal-hal yang harus dititikberatkan bergantung pada isi pidato itu, tetapi pokok-pokoknya hampir sama. Gagasan utama, pemikiran baru, perbedaan pokok, hal-hal yang harus dipikirkan khalayak adalah contoh-contoh bagian yang harus dititikberatkan atau ditekankan.

Sebagai tanda untuk memperjelaskan hal-hal yang dititikberatkan bisa diberi keterangan penjelas, dalam uraian lisan dapat dinyatakan dengan hentian, tekanan suara yang dinaikkan,perubahan nada,isyarat, dan sebagainya. Bisa dengan diberi keterangan penjelas, contoh : “saudara-saudara sekalian, maka hal-hal yang terpenting yang harus kita perhatikan adalah…. “ atau akhirnya sampailah kepada inti pembicaraan saya…” dan keterangan ini memperjelas secara lisan, sedangkan secara tertulis bisa dengan huruf miring. Ditebalkan atau bergaris bawah.


KESIMPULAN

Secara singkat, prinsip-prinsip komposisi ialah: kesatuan, pertautan dan titik berat. Kesatuan berarti satunya isi, tujuan dan sifat. Tetapi kesatuan tanpa susunan gagasan yang teratur akan menimbulkan kebingungan. Karena itu diperlukan syarat kedua: pertautan. Setelah itu, beberapa gagasan harus ditonjolkan, yang lain dikebelakangkan, sebagian ditekankan dan sebagian lagi diuraikan sambil lalu. Inilah yang kita sebut titik berat.

No comments:

Powered by Blogger.