Realitas Politik
Realitas Politik di Era Saat Ini
Dewasa ini sangatlah marak di kehidupan kita berbagai macam masalah kepolitikan bukan hanya tentang politik di negara tetangga, namun justru politik negeri kita sendirilah yang saat ini sedng dilanda dengan krisis moralitas yang sangat-sangat memprihatinkan. Orang-orang sudah tidak memandanng dan menjunjung tinggi lagi sebuah makna kejujuran, kedisplinan bahkan kehormatan sekalipun, banyak hal yang tak wajar terjadi di kalangan masyarakat kita mulai dari korupsi milyaran rupiah hingga sampai tindakan kriminal yang itu di lakukan oleh seorang anggota parlemen negara, apakah hal ini memang sudah menjadi lumrah di zaman serba maju atau mereka bilang zaman millenium saat ini di mana, moralitas kehormata, kejujuran sudah tidak ada harganya. Seolah-olah korupsi ialah jalan terbaik agar dirinya menjadi terkenal, toh juga jika tertangkap oleh aparat mereka mampu berkelit karena mereka paham bahwa hukum juga bisa dibeli.
Lagi-lagi selain masalah hukum negeri ini yang sudah entah seperti apa dasar hukumnya dimana sudah seperti mata pisau tajam kebawah namun tumpul keatas, di mana ketika orang-orang kecil mereka melakukan sebuah kesalahan maka akan di ungkap di mata hukum, di kuppas habis-habisan seolah mereka hafal di luar kepala kitab besar UUD 1945 dan buku-buku hukum lainnnya, di penjara bahkan didenda dengan nominal yang bahkan penghasilan setahun mereka saja tidak cukup untuk membayar denda tersebut. Namun semuanya akan terbalik jika seorang anggota parlemen negara yang terkait korupsi seolah olah mata mereka rabun tak tahu, tak paham apa yang mereka lihat walau masalah itu ada di depan batang hidungnya. Begitulah realitas yang ada di negeri ini.
Pada dasarnya sebagai aktor politik seorang aktivis mahasiswa yang artinya juga bertugas sebagai pengawal politik, serta mengkritisi setiap tindakan politik yang dilihat tidak seimbang dengan masyarakat. Aktivis di mana juga merupakan wakil dari suara rakyat yang berada di kalangan terpelajar atau akademik seharusnya harus bersifat kritis terhadap apapun yang muncul dalam wacana publik, sehingga paham dengan apa yang seharusnya di pahami.
Dalam alur suatu pergerakan seorang aktivis adalah, setiap dari mereka harus belajar memahami realitas yang ada pada saat ini pada dasarnya hal ini melingkup dalam Ekonomi, sosial, politik dan budaya sehingga paham benar degan apa yang di hadapinya.
Dewasa ini sangatlah marak di kehidupan kita berbagai macam masalah kepolitikan bukan hanya tentang politik di negara tetangga, namun justru politik negeri kita sendirilah yang saat ini sedng dilanda dengan krisis moralitas yang sangat-sangat memprihatinkan. Orang-orang sudah tidak memandanng dan menjunjung tinggi lagi sebuah makna kejujuran, kedisplinan bahkan kehormatan sekalipun, banyak hal yang tak wajar terjadi di kalangan masyarakat kita mulai dari korupsi milyaran rupiah hingga sampai tindakan kriminal yang itu di lakukan oleh seorang anggota parlemen negara, apakah hal ini memang sudah menjadi lumrah di zaman serba maju atau mereka bilang zaman millenium saat ini di mana, moralitas kehormata, kejujuran sudah tidak ada harganya. Seolah-olah korupsi ialah jalan terbaik agar dirinya menjadi terkenal, toh juga jika tertangkap oleh aparat mereka mampu berkelit karena mereka paham bahwa hukum juga bisa dibeli.
Lagi-lagi selain masalah hukum negeri ini yang sudah entah seperti apa dasar hukumnya dimana sudah seperti mata pisau tajam kebawah namun tumpul keatas, di mana ketika orang-orang kecil mereka melakukan sebuah kesalahan maka akan di ungkap di mata hukum, di kuppas habis-habisan seolah mereka hafal di luar kepala kitab besar UUD 1945 dan buku-buku hukum lainnnya, di penjara bahkan didenda dengan nominal yang bahkan penghasilan setahun mereka saja tidak cukup untuk membayar denda tersebut. Namun semuanya akan terbalik jika seorang anggota parlemen negara yang terkait korupsi seolah olah mata mereka rabun tak tahu, tak paham apa yang mereka lihat walau masalah itu ada di depan batang hidungnya. Begitulah realitas yang ada di negeri ini.
Pada dasarnya sebagai aktor politik seorang aktivis mahasiswa yang artinya juga bertugas sebagai pengawal politik, serta mengkritisi setiap tindakan politik yang dilihat tidak seimbang dengan masyarakat. Aktivis di mana juga merupakan wakil dari suara rakyat yang berada di kalangan terpelajar atau akademik seharusnya harus bersifat kritis terhadap apapun yang muncul dalam wacana publik, sehingga paham dengan apa yang seharusnya di pahami.
Dalam alur suatu pergerakan seorang aktivis adalah, setiap dari mereka harus belajar memahami realitas yang ada pada saat ini pada dasarnya hal ini melingkup dalam Ekonomi, sosial, politik dan budaya sehingga paham benar degan apa yang di hadapinya.
No comments: