Header Ads

Breaking News
recent

Asumsi-Asumsi Teori Agenda Setting

Asumsi-Asumsi Teori Agenda Setting 

Agenda Setting
Teori Agenda Setting adalah bahwa jika media memberi tekanan pemberitaan pada suatu peristiwa, maka media itu akan terus menerus mempengaruhi khalayak untuk mengakui bahwa berita itu sangat penting. Jadi dampak yang dihasilkan adalah apa yang dianggap penting oleh media, maka penting juga untuk masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat yang ditimbulkan. Khalayak tidak hanya mempelajari isu-isu yang disebarkan oleh sebuah pemberitaan, tetapi juga mulai mempelajari seberapa penting diberikan pada suatu isu atau topik berdasarkan bagaimana cara media massa tersebut memberikan penekanan terhadap isu atau topik yang disampaikan. Media massa mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan segala perhatian masyarakat kepada gagasan atau peristiwa tertentu yang sedang diberitakan.
Teori Agenda Setting ini mempunyai kelebihan karena teori ini mudah dipahami dan relatif mudah untuk diujikan. Dasar pemikirannya adalah diantara berbagai topik atau isu yang dimuat oleh media massa, topik yang mendapat perhatian lebih banyak atau penekan dari media massa akan mudah menjadi lebih akrab bagi pembacanya dan akan dianggap sangat penting dalam suatu periode waktu tertentu, dan sebaliknya isu yang sedikit diangkat akan menjadi topik yang kurang mendapat perhatian media. Perkiraan ini dapat diujikan dengan cara membandingkan hasil dari analisis isi media secara kuantitatif dengan perubahan pada pendapat umum yang diukur dari survei pada dua (atau lebih) dan dalam waktu yang berbeda. Teori ini mengatakan bahwa media massa adalah pusat penentu kebenaran dengan kemampuan media massa dalam mentransfer dua elemen yaitu elemen kesadaran dan elemen informasi ke dalam agenda publik dengan kemudian mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada topik-topik yang dianggap penting oleh media massa. Dua asumsi dasar yang paling penting dan mendasari penelitian mengenai penentuan agenda adalah:

  1. Masyarakat pers dan mass media tidak mencerminkan pada kenyataan; mereka menyaring dan membentuk isu.
  2. Konsentrasi media massa hanya bertumpu pada beberapa masalah masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting dari pada isu-isu dari topik yang lain.

Salah satu aspek yang penting dalam konsep penentuan agenda adalah tugas fenomena komunikasi massa, dari berbagai media massa memiliki agenda setting yang potensial berbeda termasuk dengan intervensi dari pemodal.
Ide dasar pendekatan Agenda Setting seperti yang sering dinyatakan oleh Bernard Cohen (1963) adalah bahwa “Pers itu lebih dari pada sekadar pemberi informasi dan opini. Pers mungkin saja kurang berhasil mendorong orang untuk memikirkan sesuatu, tetapi pers sangat berhasil mendorong pembacanya untuk menentukan apa yang perlu dipikirkan”.
Dalam studi pendahuluan tentang Agenda Setting, McCombs dan Shaw (1972) menunjukkan hubungan di antara beberapa surat kabar tertentu dan pembacanya dalam isu-isu yang dianggap penting oleh media dan publik. Jenjang pentingnya isu publik ini disebut sebagai salience. Akan tetapi, studi ini sendiri bukanlah Agenda Setting seperti yang kita maksudkan, karena arah penyebabnya tidaklah jelas. Baik media ataupun publik bisa saja menimbulkan kesepakatan tentang jenjang isu-isu publik.
Selain itu, studi pendahuluan ini masih berupa suatu perbandingan umum, bukan perbandingan individual, seperti yang ditetapkan dalam hipotesis Agenda Setting ini. McCombs dan Shaw (1972) mengakui keterbatasan ini dalam studinya dan mengungkapkan bahwa “penelitian-penelitian lain harus meninggalkan konteks sosial yang umum dan memakai konteks psikologi sosial yang lebih spesifik”. Sayang sekali saran ini tidak sepenuhnya diikuti dalam hampir seluruh penelitian agenda setting yang dilakukan kemudian (Becker, 1982).
Di pihak lain, studi-studi berikutnya tentang Agenda Setting berhasil menetapkan urutan waktu dan arah penyebab. Dalam kondisi tertentu, peneliti menunjukkan bahwa media massa benar-benar dapat menentukan agenda bagi khalayak yang spesifik, paling tidak pada suatu tingkat agregatif (cf. Shaw dan McCombs, 1977).
McLeod et al. (1974) membandingkan agenda pembaca-pembaca sebuah surat kabar dengan pembaca-pembaca surat kabar lain di Madison, Wisconsin. Dari pengamatan ini ia dapat menunjukkan bahwa dalam batas-batas tertentu ada perbedaan di antara keduanya.

Dalam pemberian suara, media ternyata tidak menunjukkan efek pada pemilih muda, yang baru pertama kali memberikan suaranya dan hanya sedikit mempengaruhi pemilih yang lebih tua. Pembagian lebih lanjut kelompok pemilih muda ini menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil menunjukkan bahwa mereka yang memiliki predisposisi partisan akan lebih dipengaruhi oleh agenda media. Akan tetapi, keterbatasan besar yang dihadapi penelitian ini disebabkan oleh liputan isu-isu publik surat kabar-surat kabar itu hampir sama.
Dalam suatu studi yang dilakukan pada orang-orang yang menonton dan tidak menonton perdebatan calon-calon presiden Amerika Serikat pada tahun 1976, peneliti dapat menunjukkan perbedaan dalam penentuan agenda di kalangan segmen-¬segmen khalayak yang spesifik. Di samping itu, ditunjukkan pula bahwa waktu memainkan peranan penting dalam proses tersebut (Becker et al., 1979; McLeod et al., 1979).
Sebagai perbandingan, suatu studi Agenda Setting surat kabar dan televisi di Barquisimeto, Venezuela oleh Chaffee dan Izcaray (1975) menunjukkan tiadanya efek yang diharapkan. Penggunaan media massa oleh responden kedua peneliti ini tidak mengarah pada meningkatnya salience untuk isu-isu yang menerima liputan media yang besar. Di sini tampak bahwa posisi sosial ekonomi responden memainkan peranan dalam menentukan kepentingan relatif beberapa isu publik.
Studi-studi ini menunjukkan bahwa agenda setting oleh media massa dapat terjadi dalam beberapa kondisi. Akan tetapi, kondisi yang berlaku di negara industri dan di negara sedang berkembang mungkin berbeda. Riset tentang agenda setting oleh media di negara-negara Dunia Ketiga masih perlu dilakukan, karena kebanyakan studi tentang agenda setting yang ada telah dilakukan di Eropa dan Amerika Serikat.

No comments:

Powered by Blogger.